catatan penting seorang tyas

Dimana Letak Keagungan Masjid Agung Kota Bandung?

Posted on: December 28, 2008


dsc00036

Jika kita berjalan menelusuri jalan Asia-Afrika kearah barat, maka kita akan menemukan sebuah ruang terbuka yang cukup luas yang dikenal orang dengan nama alun-alun Bandung. Menyatu dengan alun-alun, di depannya berdiri sebuah Mesjid yang begitu besarnya dengan dua menara tinggi di kiri-kanannya.

Mesjid Agung Kota Bandung namanya.

Apabila kita mendengar sebuah Mesjid Agung, pastilah kita akan membayangkan sebuah mesjid besar dengan segala kemegahannya, serta menjadi pusat ibadah masyarakat di kota tersebut. Apakah demikian halnya dengan Masjid Agung Kota Bandung?

Awalnya Masjid ini terletak persis di depan alun-alun, berbagai perubahan telah terjadi sejak abad ke-19. Sudah cukup lama memang, ndsc000511amun, Mesjid Agung selalu mengalami perubahan. Mulai dari bangunan sederhana yang terbuat dari bambu dan beratap rumbia, sampai saat ini, bangunan dengan kubah besar dan dua menara di sampingnya.

Namun, seperti ada yang tidak lazim dengan letak Masjid Agung sekarang ini. Kalau kita melihat Bentuk Mesjid Agung di tahun 1980-an, maka yang akan kita lihat adalah bangunan Mesjid beratap Joglo dengan dinding granit di depannya, dan terletak di depan alun-alun, dipisahkan oleh sebuah jalan yang menghubungkan Jalan Dewi sartika dengan Jalan Asia Afrika. Namun apabila kita mengunjungi Masjid Agung yang sekarang, ternyata Masjid ini sudah menyatu dengan alun-alun dan, jalan yang tadinya memisahkan Masjid Agung dengan alun-alun telah hilang, tertutup oleh sebuah bangunan massif dengan kubah besar dan dua menara. Kini alun-alun menjadi sekedar halaman bagi sang Masjid Agung.

Darimana kita harus memasuki Masjid Agung? Membingungkan memang, karena pintu utama Masjid terletak persis di tengah-tengah dan menghadap ke alun-alun, namun tempat penitipan sandal/sepatu serta area wudhu berada jauh di ujung kiri dan kanan masjid. Selain itu area wudhu yang berada di basement, dengan tangga yang curam, sepertinya mengesankan bahwa yang boleh beribadah di Masjid ini hanyalah orang yang sehat dan muda. Kakek dan nenek sepertinya tidak diperbolehkdsc000441an untuk sholat di Mesjid ini. Padahal ini Masjid Agung?

Dari area wudhu setelah kita menaiki tangga curam itu tentunya, kita akan berjalan menyusuri selasar yang mengelilingi masjid. Selasar berlantai marmer, dan kolom-kolom putih, seharusnya bisa memberikan kesan yang sangat mewah dan nyaman layaknya sebuah Masjid Agung, namun apa yang saya lihat dan rasakan sama sekali berbeda dari apa yang saya bayangkan. Kesan kumuh justru yang terlihat disana. Di pinggir lantai-lantai marmer tersebut, berbagai pedagang menjual dagangannya, ditambah orang-orang yang duduk di selasar, menyender ke dinding di sepanjang selasar itu. Sangat ramai dan semrawut, serta kotor. Berbeda sekali dengan bayangan saya akan sebuah masjid yang penuh kesakralan, bersih, dan tidak semrawut.

Memasuki bagian dalam Masjid kita akan melewati pintu utama yang terbuat dari kayu berukir motif dekoratif khas Islam dan kaligrafi pada bagian atasnya, setelah memasuki ruangan, kita kemudian diterima oleh 3 kubah. Satu kubah besar ditengah-tengah, dan 2 kubah kecil di kiri-kanannya. membuat bagian dalam mesjid seolah-olah menjadi ruang yang berbeda-beda. Besar memang, seperti layaknya Masjid “Agung”, besar. Namun tidak ada kemegahan di dalamnya. di tengah-tengah masjid tersebut terlihat sebuah “innercourt”. Awalnya saya pikir hal itu unik, ada sebuah innercourt ditengah-tengahnya. Sehingga bagian dalam masjid tidak menjadi gelap. Namun saya bertanya-tanya, dimana letak mihrabnya? Mengapa masjid ini menghadap ke area innercourt tersebut? Ternyata jika kita masuk lebih dalam dan melewati innercourt yang ternyata adalah tempat wudhu itu, terdapat satu buah ruangan dengan satu kubah lagi. Tidak sebesar kubah di area depan tadi, namun disana saya lebih merasakan kemegahan sebuah Masjid. Dan disan

alah barulah saya melihat mihrab yang juga terbuat dari marmer dengan kaligrafi emas yang seolah-olah membingkai mihrab tersebut. Ternyata bagian tersebut adalah bagian masjid lama yang letaknya di depan alun-alun, sedangkan bangunan baru masjid ini adalah bangunan besar dengan 3 kubah dan 2 menara yang letaknya jika dilihat persis di jalan yang dulu ada.dsc00060

Masjid ini seolah-olah menjadi 2 bagian. Adanya innercourt di tengahnya ternyata menjadi sebuah pemisah antara bangunan lama dan bangunan baru. sehingga umat yang baru datang dan memasuki area depan masjid tidak dapat merasakan kemegahan sebuah masjid, karena kemegahan itu justru terletak di bagian belakang yang saya yakin banyak orang tidak mengetahuinya.

Masjid ini sepertinya telah kehilangan jiwanya. Suasana di dalam dan di luar masjid sangat berbeda. Walaupun banyak sekali orang yang duduk di selasar masjid, namun sepertinya sangat sedikit yang masuk dan beribadah di dalamnya. Masjid ini seolah-olah hanyalah sebuah saung besar yang terletak di alun-alun.

Masjid Agung tidak lagi menunjukkan keagungannya, melainkan hanya kemasifan bangunan saja yang dihiasi dengan kumuhnya pedagang-pedagang kaki lima di sepanjang selasarnya. Lalu apakah Masjid ini masih pantas dinamakan Masjid Agung Kota Bandung?

5 Responses to "Dimana Letak Keagungan Masjid Agung Kota Bandung?"

Hmm,.
Belum sempat menelaah lebih dalam sih, namun memang tempat itu punya daya tarik tersendiri selain memang secara lokasi dan fisik bangunan,. 😀

@ nanto
coba deh kesana,,,beda banget suasananya sama masjid salman tercinta… 😛
disana gw gak merasakan ke-agung-an dan kesakralan sebuah mesjid…karena itu tadi, berantakan, kotor dan semrawut..

euuhh, gw belom pernah ke masjid agung.. sial!! *padahal ngaku2 orang bandung.. 😀
jadi gak bisa komen deh.. lagian banyak istilah arsitekturnya juga.. indak ngarti awak.. awak kan orang psikologi.. :))

@ agrit…
emang lu orang bandung??ih ngaku2…..ga pernah tinggal di bandung juga…hehehe…piss…..
iya,,lain kali minta temenin kakak sepupu lo ke mesjid agung, pasti dia ogah deh…mending sholat di masjid salman….bersih,,pewe, teratur,,beda bgt deh..

Iya.
Betul banget.
Bukan maksud menjelekkan.
Tapi memang nyatanya kayak gitu. Kumuh dan tidak ada kesakralan.
Udah gitu ke toiletnya musti bayar lagi.
Satu2nya tempat dimana orang kemasjid tidak hanya untuk ibadah, tapi juga cari nafkah.
..
amit2..

Leave a reply to Tyas Pratiwi Cancel reply

December 2008
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  

Blog Stats

  • 6,883 hits